A. Adaptasi Hewan dengan Lingkungannya
Tujuan hewan beradaptasi dengan lingkungannya adalah untuk mencari
makanan dan melindungi diri. Dengan demikian, hewan mampu bertahan hidup
dan berkembang biak.
1. Adaptasi Hewan dengan Lingkungan dalam Mencari Makanan
a. SeranggaPerhatikan serangga-serangga pada Gambar 3.1 berikut ini.
Bentuk mulut serangga bermacam-macam sesuai dengan jenis makanannya. Bentuk mulut serangga ada yang pengisap, penusuk, dan pengunyah-penjilat.
2. Adaptasi Hewan Burung dengan Lingkungan dalam Mencari Makanan
b. BurungPernahkah kamu mengamati kaki burung atau bebek? Perhatikan Gambar 3.2 berikut.
Apakah kaki burung elang sama dengan kaki burung hantu? Adaptasi pada burung meliputi kaki burung dan paruh burung.
- 1) Kaki Burung
Dari Gambar 3.2 dan Gambar 3.3. dapat kita amati bahwa kaki burung berbeda-beda. Mengapa demikian? Seperti dijelaskan sebelumnya, kaki burung sesuai dengan habitat dan makanannya. Perhatikan uraian berikut. Kaki elang memiliki empat jari. Setiap jari memiliki kuku yang sangat kuat. Bentuk kaki seperti ini sesuai untuk mencengkeram mangsanya. Selain itu, bentuk tersebut sesuai untuk bertengger di pohon. Burung elang digolongkan ke dalam burung pencengkeram. Kaki burung gelatik memiliki empat jari dan ukurannya kecil. Bentuk kaki seperti itu memudahkan gelatik untuk bertengger pada batang padi. Burung gelatik digolongkan ke dalam burung petengger. Kaki bangau memiliki kaki yang panjang. Jarijarinya memiliki sedikit selaput. Bentuk seperti ini memudahkan bangau untuk berjalan di atas lumpur ketika mencari makan.
Bebek memiliki kaki yang berselaput. Bentuk kaki seperti ini memudahkannya untuk berjalan di atas tanah berlumpur. Selain itu, kaki berselaput berfungsi untuk berenang. Bebek termasuk ke dalam burung perenang.
- 2) Paruh Burung
Burung elang memiliki paruh yang besar dan runcing untuk merobek mangsanya. Ujung paruhnya berbentuk seperti kait yang tajam. Bentuk paruh tersebut sesuai untuk burung pemakan daging. Burung pipit memiliki paruh yang pendek dan
kuat. Bentuk paruh tersebut sesuai untuk memecah biji-bijian. Burung bangau memiliki paruh panjang dan besar. Bentuk tersebut memudahkannya untuk mencari ikan di rawa-rawa atau daerah lumpur. Bebek memiliki paruh berbentuk pipih dan lebar. Bentuk ini sesuai untuk mencari makanan di dalam lumpur. Bebek biasanya mencari makanan berupa cacing di dalam lumpur.
3. Adaptasi Hewan untuk Melindungi Diri
Untuk mempertahankan hidupnya, hewan perlu beradaptasi untuk melindungi diri dari bahaya yang mengancamnya. Misalnya, kalajengking seperti terlihat pada Gambar 3.5 memiliki alat penyengat. Hewan-hewan tersebut mengeluarkan racun atau bisa untuk melindungi diri dari musuhnya. Kalajengking jika diganggu, ekornya akan melengkung ke atas dan ekor tersebut akan langsung menyengat musuhnya. Selain kalajengking dan kelabang, berikut cara beberapa hewan lainnya melindungi diri dari musuhnya. a. Cecak dan KadalPerhatikan Gambar 3.6. Pernahkah kamu melihat cecak atau kadal yang memutuskan sebagian ujung ekornya? Hal itu dilakukan untuk mengelabui pemangsanya. Jika ada pemangsa yang menyerang dan menangkap ekor cecak atau kadal, keduanya akan segera memutuskan ekornya. Bagian ekor yang putus akan bergerak-gerak untuk beberapa menit. Hal ini akan mengalihkan perhatian pemangsanya. Pada saat itu, cecak atau kadal akan segera menjauhi pemangsanya. Ekor cecak
dan kadal akan tumbuh seperti semula dalam beberapa bulan.
b. Ular Banyak ular yang memiliki bisa. Bisa itu digunakan untuk melindungi diri dari musuhnya. Bisa merupakan zat racun yang dapat mematikan. Contoh ular berbisa adalah ular kobra dan ular derik. Namun, ada pula ular yang memiliki gigi taring (Gambar 3.7), tetapi tidak memiliki bisa. Contoh ular yang tidak berbisa adalah ular sanca. c. Bunglon
Pernahkah kamu melihat bunglon? Bunglon adalah hewan yang hidup di pohon. Bunglon melindungi diri dengan cara mengubah warna tubuhnya, sesuai dengan warna lingkungan yang ditempatinya. Jika bunglon berada di tanah, warna tubuhnya akan seperti warna tanah. Jika bunglon di atas daun, warna tubuhnya akan seperti warna daun (Gambar 3.8). Perubahan warna bunglon ini disebut mimikri. Mimikri merupakan salah satu cara bagi makhluk hidup untuk berkamuflase.
Kamuflase adalah suatu kemampuan hewan untuk menyamarkan diri sehingga kehadiran hewan tersebut di lingkungan tidak jelas.
d. Kupu-Kupu
Sayap kupu-kupu memiliki bentuk, pola, dan warna yang dapat berfungsi untuk mengalihkan perhatian pemangsanya. Misalnya, corak sayapnya yang menyerupai bola mata burung hantu. Hal tersebut dapat membuat pemangsa menjauhi kupu-kupu. Peristiwa tersebut disebut mimikri. Untuk melakukan mimikri, suatu hewan memerlukan adanya model-model yang ditiru. Dalam hal ini, model yang ditiru kupu-kupu adalah bentuk mata burung hantu. Kadang-kadang ada kupu-kupu, yang memiliki sayap sewarna dengan tempat yang dihinggapinya.
e. Belalang Daun
Hewan lain yang memiliki kemampuan kamuflase adalah belalang daun (Gambar 3.10). Belalang daun memiliki bentuk tubuh yang pipih, bersayap lebar dan tubuhnya berwarna hijau. Jika belalang daun hinggap di pohon atau daun, akan sangat sulit membedakannya dengan warna daun. Hal itu dilakukan untuk melindungi diri dari hewan pemangsanya, seperti burung. f. Cumi-Cumi
Apakah kamu pernah memakan cumi-cumi? Jika Ibumu membersihkan cumi-cumi biasanya terdapat tinta hitam yang harus dibuang (perhatikan Gambar 3.11). Tahukah kamu apakah fungsi tinta tersebut? Tinta hitam itu akan dikeluarkan cumi-cumi ketika dirinya terancam bahaya. Cumi-cumi dengan segera akan mengeluarkan tinta untuk mengaburkan pandangan musuhnya.
B. Adaptasi Tumbuhan dengan Lingkungannya
1. Cara Tumbuhan Melindungi Diri
Untuk apa tumbuhan melindungi diri? Tumbuhan melindungi diri dari
gangguan hewan. Tumbuhan melindungi diri dengan berbagai cara. Cara
tumbuhan melindungi diri bergantung pada jenis tumbuhan tersebut.
Tumbuhan melindungi diri dengan cara memiliki duri, bulu racun, dan bau
tidak sedap.
Perhatikan Gambar 3.12. Mawar memiliki batang yang berduri. Pohon rotan dan pohon bambu memiliki bulu-bulu halus yang dapat mengakibatkan rasa gatal jika kamu menyentuhnya. Mawar dan bambu merupakan tumbuhan yang beradaptasi dengan lingkungannya.
2. Cara Tumbuhan Menyesuaikan Diri dengan Habitatnya
Bagaimana cara tumbuhan menyesuaikan diri dengan lingkungan atau
habitatnya? Coba kamu perhatikan tumbuhan kaktus ataupun mawar. Kaktus
tumbuh di tanah kering dan berpasir. Kaktus memiliki akar panjang dan
menyebar. Akar itu berfungsi menyerap air dan mineral dari tanah. Kaktus
juga memiliki batang yang tebal dan berongga serta daunnya kecil-kecil.
Tujuan batangnya yang berongga ini untuk menyimpan air. Tujuan daunnya
kecil-kecil untuk mengurangi penguapan air yang terlalu banyak pada
musim kering. Bagaimana dengan tumbuhan yang hidup di air? Pernahkah
kamu melihat bunga teratai atau tanaman kangkung? Bunga teratai memiliki
daun yang lebar-lebar dan tipis (Perhatikan Gambar 3.13). Mulut daunnya
banyak. Daun teratai yang tipis berguna untuk mengapung di permukaan
air, sedangkan daunnya yang lebar berfungsi menangkap cahaya matahari
lebih banyak sehingga penguapan air lebih banyak. Teratai juga memiliki
akar panjang dan melekat di dasar air. Bentuk akar ini membantu teratai
memperoleh mineral dari dasar air dan memancangkan dirinya agar tidak
lepas. Jika Ibumu memasak kangkung, coba kamu perhatikan batangnya.
Apakah batangnya berongga? Batangyang berongga ini bermanfaat agar kangkung dapat terapung di atas air.
Begitu pula dengan eceng gondok (Gambar 3.13). Eceng gondok dapat terapung di atas air karena tangkai daunnya yang menggembung berisi udara. Selain untuk mengapungkan tubuhnya, rongga udara tersebut juga berfungsi untuk bernapas.
Mantap artikelnya..
ReplyDeletemakasih~
Delete