Saturday 5 April 2014

contoh laporan : jenis reaksi kimia dalam larutan



REAKSI DALAM LARUTAN
Jenis-Jenis Reaksi Dalam Larutan

Tujuan :
Mengetahui bahwa keberlangsungan suatu reaksi kimia dapat diamati dari adanya perubahan yang terjadi. Perubahan itu antara lain perubahan warna, perubahan suhu, terbentukannya endapan, dan terbentuknya gas.

Teori Dasar :
a.       Reaksi penetralan asam-basa
Larutan yang bersifat asam dapat berubahmenjadi netral jika ditambahkan larutan basa dengan perbandingan tertentu. Demikian pula sebaliknya pada larutan yang bersifat basa. Perubahan sifat ini menunjukan bahwa pada pencampuran larutan asam dengan basa atau sebaliknya terjadi suatu reaksi. Reaksi asam dan basa menghasilkan garam dan air.
b.      Reaksi pembentukan endapan
Reaksi zat-zat tertentu dapat menghasilkan zat-zat yang sukar larut dalam air sehingga mengendap. Pembentukan endapan menunjukan perubahan sifat kelarutan.
c.       Reaksi pembentukan gas
1.      Reaksi pembentukan gas hydrogen (H2)
Sifat-sifat yang menunjukan bahwa gas tersebut adalah gas hidrogen yaitu gas tersebut tidak berwarna, tidak berbau,ringan, dan mudah meletup.
2.      Reaksi pembentukan gas karbon dioksida (CO2)
Garam yang mengandung ion karbonat (CO32-) atau ion bikarbonat (HCO3-)jika direaksikan dengan larutan asam,menghasilkan asam karbonat.selanjutnya asam karbonat ini akan dengan mudah teurai menghasilkan gas karbon dioksida dan air.




Alat     :

1.      Pipet Tetes
2.      Gelas Ukur
3.      Tabung Reaksi
4.      Korek Api


Bahan :

Percobaan 1 : Pb (NO3)2 dan KI
Percobaan 2 : HCl dan AgNO3
Percobaan 3 : CuSO4 dan NaOH
Percobaan 4 : Mg dan HCl



Langkah Kerja :

Percobaan 1     :  Ambil lah Pb (NO3)2  dan  KI yang ada dalam gelas ukur dengan menggunakan pipet tetes.  Lalu,  masukan kedalam tabung reaksi kedua cairan tersebut secara bersamaan dan amati perubahan yang terjadi.

Percobaan 2     :  Ambil lah HCl dan AgNO3 yang ada dalam gelas ukur dengan menggunakan pipet tetes.  Lalu,  masukan kedalam tabung reaksi kedua cairan tersebut secara bersamaan dan amati perubahan yang terjadi.

Percobaan 3     :  Ambil lah CuSO4 dan NaOH yang ada dalam gelas ukur dengan menggunakan pipet tetes.  Lalu,  masukan kedalam tabung reaksi kedua cairan tersebut secara bersamaan dan amati perubahan yang terjadi.

Percobaan 4     :  Ambil lah Mg dan HCl yang ada dalam gelas ukur dengan menggunakan pipet tetes.  Lalu,  masukan kedalam tabung reaksi kedua cairan tersebut secara bersamaan dan rasakan perubahannya, lalu panaskan dengan korek api dan amati perubahan yang terjadi

REAKSI KIMIA TITRASI ASAM-BASA (CONTOH LAPORAN)



REAKSI KIMIA
Titrasi Asam-Basa

Tujuan           :           Menentukan konsentrasi larutan asam cuka dengan larutan NaOH.

Teori Dasar    :                      
Titrasi adalah metode analisis kuantitatif untuk menentukan kadar suatu larutan.dalam titrasi,zat yang akan ditentukan konsentrasinya dititrasi oleh larutan yang konsentrasinya diketahui dengan tepat dan disertai penambahan indikator.larutan yang telah diketahui konsentrasinya dengan tepat disebut larutan baku atau larutan standar.
Berdasarkan pengertian dari titrasi, titrasi asam-basa merupakan metode penentuan kadar larutan asam dengan zat peniter (zat penitrasi) suatu larutan basa atau penentuan kadar larutan basa dengan zat peniter (zat penitrasi) suatu larutan asam.titik akhir titrasi adalah kondisi pada saat terjadi perubahan warna dari indikator.titik akhir titrasi diharapkan mendekati titik ekuivalen titrasi , yaitu kondisi pada saat larutan asam tepat bereaksi dengan larutan basa. Pendekatan antara titik akhir titrasi dan titik ekuivalen bergantung pada pH perubahan warna dari larutan indikator. Jika perubahan warna indikator terletak pada pH titik ekuivalen , titik akhir titrasi akan sama dengan titikekuivalen. Akan tetapi, jika pH perubahan warna indikator setelah penambahan larutan zat peniter sedikit berlebih, titik akhir titrasi berbeda deengan titik ekuivalen.

Alat :
1.      Buret                           1buah
2.      Labu erlenmayer         1buah
3.      Gelas kimia                 1buah
4.      Corong                                   1buah
5.      Statif dan klem           1buah
6.      Pipet tetes                   1buah


Bahan :
1.      Larutan asam cuka (volume= 5mL)
2.      Fenoftalein secukupnya
3.      Larutan NaOH 1 M
4.      Alas putih

Langkah kerja:
1.      Siapkan set alat titrasi asam-basa yang akan digunakan .
2.      Masukan kurang lebih 50ml larutan NaOH 1M ke dalam buret.
3.      Masukan 5ml larutan asamcuka ke dalam labu erlenmayer.
4.      Tambahkan 3 tetes indicator fenoftalein ke dalam labu erlenmayer.
5.      Lakukan titrasi dengan cara meneteskan larutan NaOH dari buret ke dalam labu Erlenmeyer yang berisi larutan CH3COOH yang belum diketahui konsentrasinya sambil diguncangkan secara hati-hati dan terus menerus.penetesan larutan NaOH dihentikan jika larutan dalam Erlenmeyer menjadi merah muda seulas dan warna itu tidak menghilang jika Erlenmeyer diguncangkan.
6.      Gunakan alas putih untuk melihat perubahan warna yang terjadi pada saat titik akhir titrasi agar terlihat jelas.
7.      Catat volume NaOH yang digunakan.

Pengamatan : 
Konsentrasi larutan NaOH diketahui adalah 1M
Tabel pengamatan :
Warna titrat (Larutan CH3COOH)
Sebelum ditambahkan indikator dan larutan NaOH
Setelah ditambahkan indikator
Setelah penambahan larutan NaOH (titik akhir titrasi)
Bening tidak berwarna
Bening tidak berwarna
Berwarna pink


Perhitungan  :
Volum NaOH yang digunakan                       : 11,5 mL
Volum CH3COOH yang digunakan               :   5 mL
Jumlah mol NaOH                                          :
n(NaOH)  =  V x M   =   11,5 mL x 1M  =  11,5 mmol


Pertanyaan :
1.      Tuliskan persamaan reaksi dari percobaan yang dilakukan!
NaOH(aq) + CH3COOH(aq) → NaCH3COO(aq) + H2O(l)
2.      Berapa jumlah mol CH3COOH dari perbandingan koefisien reaksi
NaOH             +          CH3COOH                        NaCH3COO + H2O
mol 11,5         
                                   

3.      Berapa konsentrasi larutan CH3COOH tersebut ?
M  =  n   =   11,5    =   2,3 M
         V          5
M asam x V asam x n asam       =  M basa x V basa x n basa
Ma x 5 x 11,5           =  1 x 11,5 x 11,5
        Ma             =  11,5 x 11,5
     11,5 x 5
     Ma              =  2,3 M

Kesimpulan  :
Untuk menentukan kadar suatu zat, kita dapat menggunakan cara titrasi yaitu dengan menggunakan larutan yang telah diketahui konsentrasinya dengan tepat dan disertai penambahan indikator. Larutan akan mengalami perubahan warna jika ditambahkan larutan indikator, dari bening tidak berwarna menjadi warna merah muda(pink).